PENELITAIN KEHILANGAN MINYAK (OIL LOSSES ) TANDAN KOSONG DAN AIR REBUSAN PADA STASIUN STERILIZER MENGGUNAKAN METODE FAUILIT TREE ANALYLISIS (STUDI KASUSU : PT. UJONG NEUBOK DALAM KABUPATEN NAGAN RAYA

PT. Ujong Neubok Dalam bergerak pada bidang pengolahan minyak kelapa sawit, produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah crude palm oil. Pada kesempatan ini peulis meneiliti mengenai kehilangan minyak kelapa sawit (Oil Losses) tandan kosong dan air rebusan yang terdapat pada air kondesat dapat mempengaruhi mutu kelapa sawit pada PT. Ujong Neubok Dalam di Kabupaten Nagan Raya. Penentuan kehilangan minyak sawit ini penulis tentukan dengan menggunakan metode penelitian ekstrasi sokletasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kehilanagan minyak (Oil Losses) dari beberapa stasiun pengolahan crude palm oil yang terdapat di PT. Ujong Neubok Dalam serta untuk dapat mengestimasi potensi kerugian yang di akibatkan oleh kehilangan minyak (Oil Losses). Potensi ini dapat dikonversikan juga menjadi kerugian perusahaan. Untuk menghadapi persaingan dipasaran maka persyaratan penting bagi perusahaan ialah dengan mnciptakan kualitas produk yang baik melalui pengawasan yang efektif agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical Process Control (SPC) ialah evaluasi kinerja control kualitas proses untuk melihat mutu minyak sawit yang dihasilkan produk yang berkualitas. Dalam tahapan pengumpulan data yang penulis menggunakan data kehilangan minyak (losses) yang terdapat di stasiun rebusan, akhir. Data itu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode SPC dengan diagram I-MR, kemudian dilanjutkan pemembuatan diagram sebab akibat guna agar mengetahui penyebab produk terdapat diluar batas kendali statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mutu oil losess selama 1 bulan dari tanggal 1 – 30 November 2021 dinilai tidak konsisten yang menunjukkan bahwa kehilangan minyak di tandan kosong dengan tekanan 2,7bar ditunjukkan kehilangan minyak sawit (oil losses) sebesar 3,98% pada tahapan periode bulan November, sedangkan kehilangan minyak sawit (oil Losses) dengan tekanan bar yang sama pada air perebusan menunjukkan kehilangan minyak sebesar 0,94% hal ini lebih rendah dari pada angka kehilangan pada tandan xiii kosong dan keluar dari batas yang telah ditentukan perusahaan. Penyebab faktor ini disebabkan oleh terdapatnya pengaruh terhadap bahan baku, metode, kondisi mesin, lingkungan dan manusia selama pelaksanaan olahan kelapa sawit