STUDI KELAYAKAN EKONOMI PADA PEMBANGUNAN IRIGASI (Studi Kasus : Desa Blang Monlung, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya)

Tingginya angka pembangunan di Indonesia baik skala nasional, daerah hingga pedesaan tidak terlepas dari kegagalan baik fungsi hingga peruntukannya. Tentu hal ini menyebabkan berbagai persoalan yang berujung kerugian suatu negara. Disisi lain, hal ini juga berpengaruh tehadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga perlu adanya kajian khusu terkait studi kelayakan proyek konstruksi. Dimana, pentingnya suatu studi kelayakan dilakukan untuk menilai kelayakan investasi pada suatu proyek yang akan berjalan. Pembangunan irigasi ini disarankan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Dinas PU Pengairan untuk mengetahui tentang studi kelayakan ekonominya. Biaya modal yang dikeluarkan untuk pembangunan irigasi adalah sebesar Rp 1.498.824.000,-, biaya kemungkinan / hal yang tidak terduga adalah sebesar Rp 74.941.200,- dan biaya tahunan Rp 7.494.120,-. Manfaat yang diperoleh dengan adanya pembangunan irigasi didapat senilai Rp 451.528.509,-.Studi Kelayakan Ekonomi Pada Pembangunan irigasi bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak proyek tersebut dijalankan dengan menggunakan metode NPV (Net Present Value), BCR ( Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return) dan BEP (Break Even Point). Studi kelayakan ini menggunakan metode pengumpulan data primer, data sekunder dan asumsi untuk dapat dipergunakan dalam perhitungan analisis cash flow. Dengan menggunakan suku bunga 5% dan umur ekonomi 30 tahun, nilai NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp. 65,941,602,-, BCR sebesar 1.04, IRR sebesar 4,86% dan BEP terjadi pada tahun ke26. Hasil dari ketiga metode menunjukkan bahwa proyek pembangunan irigasi ini layak dilaksanakan atau dibangun, namun pada metode IRR menunjukkan indikator ketidaklayakan.